MERENDAHLAH

Hawa nafsu selalu mendorong manusia untuk memikirkan dirinya sendiri dan merasa lebih baik dari orang lain. Hal ini menjadikan standard kemuliaan seseorang selalu dilihat berdasarkan pencapaian tumpukan harta, tingginya jabatan dan popularitas. Untuk mencapai “kemuliaan” tersebut semua cara dihalalkannya. Obsesi untuk bisa mencapai posisi tertinggi dalam kehidupan, sudah menjadi tujuan hidup masing-masing individu saat ini. Efek samping dari obsesi tersebut adalah manusia menjadi takut berada pada posisi rendah atau bahkan enggan untuk sekedar merendah. Di dalam kamus mereka tidak ada pembendaharaan kata ; minta maaf, memaafkan atau mengalah. Yang ada dalam benaknya hanyalah kesombongan, mengumbar pencapaian dan caci-maki agar terlihat perkasa.
Ketika manusia mendapatkan apa yang diinginkan, maka ia mengatakan bahwa semua hasil yang ia nikmati saat ini adalah hasil kerja kerasnya. Namun ketika dihampiri kegagalan dia akan berusaha menutupi dan berlari menyalahkan orang lain.~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
Manusia lupa bahwa status hidupnya saat ini adalah “Abdullah” (Hamba/Budaknya Allah). Maka tidak pantas sebagai seorang budak kita merasa berbangga, merasa berjasa, dan merasa besar di hadapan Tuhan Yang Maha Besar yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Sudah sepatutnya manusia merasa dirinya kecil tidak ada apa-apanya.Bahkan ketika kita berinteraksi dengan sesama manusia, harus bersikap rendah hati. Jangan menganggap dirinya lebih baik dari manusia yang lain dalam segi apapun.
Ketika unggul di bidang keilmuan maka tidak boleh menganggap orang lain bodoh. Ketika unggul dibidang harta, manusia tidak boleh menganggap yang miskin itu hina. Dan ketika Allah berikan jabatan yang tinggi, maka tidak boleh menganggap bawahan sebagai kasta rendah dan dijadikan keset kaki.Karena sejatinya kemuliaan tidak datang dari atribut duniawi yang sedang dikejar, namun kemuliaan datang dari Allah. Semakin manusia merendah dihadapan-Nya maka semakin besar kemuliaan akan Allah berikan. Ketika kita sebagai manusia faham konsep ini, maka setiap manusia akan merasa “rendah diri di hadapan Allah dan rendah hati di hadapan manusia”.
Pontianak 22 Rabiul Awal 1443 H Muhammad Adia Nugraha Marbot Masjid Kapal Munzalan Indonesia