Bagi Beras #01 – Mulai Saja Dulu
Pemangkat Post (RH) – Pagi hari itu hujan turun. Lalu cerah kembali. Suasana Kota Pemangkat begitu adem. Pondok Qur’an Al Barakah memulai gerakan berbagi beras. Seyogyanya berbagi ini sudah lama dilakukan, namun masih lah kecil. Hanya gerakan hati nurani melihat ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Meringankan bebannya menjadi kewajiban kaum muslimin yang tergerak hatinya untuk berbagi. Banyak yang beranggapan bahwa tunggu kaya dulu baru berbagi, tunggu ada kelebihan dulu baru berbagi. Bahkan lebih ekstrim lagi tunggu kampanye dulu baru berbagi. Kaum mustahik tidak menunggu orang memiliki kelebihan baru bisa makan. Namun, Allah Subhanahu Wa Taala puny acara untuk mencukupkannya.
Founder Pondok Qur’an Al Barakah, Asnita menyatakan bahwa jika berbagi atas nama pribadi memang seharusnya tangan kanan memberi, tangan kiri tak boleh tahu. Tapi jika sudah memiliki badan hokum bernama yayasan. Bismillah saja melakukan dokumentasi. Semoga amalan ini diniatkan untuk menginspirasi banyak orang. dan dijauhkan dari sifat riya’. InsyaAllah.
Sebelum memulai pembagian beras, tentu tim berbagi beras melakukan pendataan siapa saja kaum mustahik yang berhak mendapatkan beras, seperti janda, fakis miskin, anak yatim piatu dan penghafal Alquran. Bagi yang masih muda atau tua dan sehat, bisa diminta datang ke kantor secretariat yayasan. Apabila kaum mustahik yang sudah uzur, maka beras ini di antar ke rumah.
Alhamdulillah, pembagian beras berjalan dengan lancar. Pada awalnya ada keraguan untuk dilakukan dokumentasi. Namun atas izin Allah, kaum mustahik bersedia untuk dilakukan pemotretan kegiatan serah terima satu karung beras.
Kami berharap dengan adanya yayasan ini akan lebih banyak donatur yang menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu saudara kita yang tidak mampu. Silakan datang ke kantor secretariat Pondok Qur’an di Jalan Penjajap Timur Pemangkat. Insya Allah amanah antum akan kami salurkan.
Selalu berpedoman pada sabda Nabi Muhammad SAW seperti dalam Hadist Riwayat Muslim. “Ketika anak Adam mati, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.”
“Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan rahmat NYA kepada kita yang berjuang membahagiakan para mustahik. Amin ya robbal ‘alamin”, pungkas Asnita.
